Find Us On Facebook

iklan banner
MASIGNCLEANSIMPLE101

Perwakilan Perempuan Di Parlemen Wonosobo Paling Rendah Di Jateng

Perempuan diminta tak ragu untuk mengambil peran di bidang politik

WONOSOBOZONE - Rendahnya tingkat keterwakilan perempuan di jajaran legislatif DPRD Kabupaten Wonosobo menjadi perhatian banyak pihak. Retno Eko SN, Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak BKKBPP dan PA Wonosobo menyebut saat ini hanya 2 orang perempuan yang duduk sebagai anggota dewan. “Jumlah tersebut artinya hanya 4,4 % bila dibandingkan dengan jumlah keseluruhan anggota dewan yang 45 orang,” jelas Retno dalam laporannya selaku ketua panitia acara peningkatan kapasitas bagi TP PKK, KPPI dan GOW Wonosobo di Ruang Mangunkusumo Setda, Jumat (18/3). Dengan prosentase keterwakilan yang bahkan kurang dari 5 % itu, Kabupaten Wonosobo dikatakan Retno, termasuk 3 besar daerah dengan tingkat keterwakilan perempuan paling rendah di Provinsi Jawa Tengah.

Demi meningkatkan prosentase keterwakilan perempuan Wonosobo di bidang politik, Retno mengaku telah mengupayakan berbagai hal. “Peningkatan kapasitas melalui pelatihan untuk kader TP PKK, GOW dan unsur KPPI se-Wonosobo hari ini menjadi salah satu yang kita harapkan mampu mendongkrak keterwakilan perempuan di DPRD hingga mencapai jumlah idealnya, yaitu 30 %,” urai Retno. Untuk memberikan pemahaman terkait manajemen kepemimpinan dan  tata cara berbicara (Public Speaking) kepada tak kurang dari 90 peserta pelatihan, panitia dikatakan Retno sengaja menghadirkan narasumber kompeten. “Sekretaris KPPI Jawa Tengah, Dyah Woro Haswini dan Ibu Sundiyah, aktifis perempuan sekaligus praktisi politik dari Wonosobo kami hadirkan untuk memaparkan materi-materi terkait,” jelas Retno. Setelah pelatihan yang bakal dilanjutkan dengan outbond training di hari berikutnya tersebut, BKKBPP dan PA berharap ada peningkatan pemahaman serta antusiasme perempuan Wonosobo untuk lebih berperan di politik.

Upaya Badan Koordinasi Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk mendorong kaum perempuan lebih aktif di politik disambut positif para peserta. Handayani, anggota Komisi D DPRD Wonosobo, sebagai salah satu dari 2 wakil perempuan di legislatif, termasuk yang sepakat dengan perlunya kaum perempuan untuk lebih serius di politik. Menurut politisi dari Partai Nasdem itu, ada banyak faktor yang membuat keterwakilan perempuan di DPRD rendah. “Kaum perempuan kebanyakan kurang mendapat support dari keluarga untuk terjun ke politik,” jelas Yani ketika ditemui seusai acara. Selain kurang didukung keluarga, faktor lain yang mengurangi keterwakilan perempuan dikatakan Yani, adalah masih banyaknya anggapan mengenai pantas dan tidaknya seorang wanita duduk di jabatan politik. “Anggapan miring tidak hanya datang dari kaum pria, namun juga dari kaum wanita sendiri yang sering memandang sebelah mata terhadap sesamanya yang berkeinginan masuk ke ranah politik,” tuturnya. Karena itulah, ia berharap agar pelatihan peningkatan kapasitas yang diinsiasi oleh BKKBPP dan PA, mampu menggugah kesadaran lebih banyak lagi kaum perempuan untuk tak ragu berkecimpung di bidang politik.


Keinginan Handayani tersebut selaras dengan pesan Bupati Wonosobo, Eko Purnomo. Dalam sambutan pembukaan pelatihan, Eko menegaskan akan pentingnya peran kaum perempuan di Kabupaten Wonosobo, termasuk di bidang politik. “Upaya ini sekaligus menjadi bagian penting dari pengarusutamaan gender di Kabupaten Wonosobo, sehingga ada keseimbangan peran kaum perempuan dalam kegiatan pembangunan daerah,” pungkas Bupati
Share This Article :
MyNews